PolluxTier – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan perpanjangan jeda tarif perdagangan dengan China selama 90 hari. Pengumuman ini disampaikan pada Senin (11/08) melalui platform Truth Social, hanya beberapa jam sebelum masa jeda sebelumnya berakhir. Trump menyebut semua elemen lain dalam perjanjian tetap sama, dengan tujuan memberikan waktu tambahan bagi kedua negara untuk merumuskan kesepakatan baru.
Tak lama berselang, Kementerian Perdagangan China mengumumkan langkah serupa. Beijing menyatakan akan menangguhkan tarif tambahan terhadap barang-barang asal Amerika Serikat selama 90 hari. Keputusan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas hubungan perdagangan di tengah ketegangan yang masih berlangsung.
“Baca Juga : Lima Negara G7 Siap Akui Kedaulatan Palestina”
Dalam perintah eksekutifnya, Trump menyatakan bahwa China telah mengambil langkah signifikan untuk menjawab kekhawatiran AS, baik terkait perdagangan maupun keamanan. Namun, ia juga menyoroti defisit perdagangan barang yang besar setiap tahun, yang dinilai sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan ekonomi AS. Negosiasi untuk mengatasi ketidakseimbangan hubungan dagang pun terus dilakukan.
Dalam konferensi pers di hari yang sama, Trump menegaskan hubungannya yang baik dengan Presiden China, Xi Jinping. Ia menyebut proses negosiasi akan terus berjalan dan hasil akhirnya belum bisa dipastikan. Pernyataan ini menunjukkan adanya peluang terbuka bagi kedua pihak untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan.
“Simak Juga : Penggerebekan Vila Mewah di Pattaya”
Menurut kantor berita resmi China, Xinhua, tarif sebesar 10% tetap diberlakukan oleh Beijing. Selain itu, China juga berkomitmen untuk menangguhkan atau menghapus kebijakan balasan non-tarif sesuai kesepakatan bersama di Jenewa. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ruang dialog yang lebih produktif.
Pada Mei 2025, AS dan China sepakat menurunkan tarif tinggi yang sempat diberlakukan secara timbal balik. Tarif barang dari China dipangkas menjadi 30%, sedangkan barang dari AS menjadi 10%. Kesepakatan ini dinilai telah mencegah krisis ekonomi yang lebih besar dan menjadi dasar bagi kelanjutan pembicaraan dagang di masa depan.