
PolluxTier – Lewis Hamilton dan Charles Leclerc berada dalam sorotan setelah Chairman Ferrari, John Elkann, melontarkan kritik keras kepada mereka. Ia meminta kedua pembalap “lebih fokus menyetir dan tidak terlalu banyak bicara.” Kritik itu hadir setelah Ferrari gagal finis di GP Sao Paulo akibat kerusakan mobil. Ironisnya, pada hari yang sama tim hypercar Ferrari merayakan gelar juara WEC di Bahrain. Ucapan Elkann terasa seperti teguran di tengah momentum yang seharusnya penuh kebanggaan. Banyak yang menilai kata-katanya menunjukkan kekecewaan mendalam. Bagi Hamilton dan Leclerc, situasi ini menciptakan beban tambahan karena mereka sudah menghadapi musim yang tidak stabil. Dalam kondisi seperti ini, kritik publik bisa terasa berat, terutama bagi pembalap yang ingin membawa Ferrari kembali bersaing di puncak klasemen.
Damon Hill mengaku terkejut mendengar komentar Elkann. Ia menilai kritik tersebut dapat membuat Hamilton dan Leclerc merasa tidak dihargai. Hill memahami bahwa bos tim berhak menegur pembalapnya, tetapi penyampaian di ruang publik membuat tekanan terasa lebih kuat. Ia juga melihat bahwa Hamilton masih beradaptasi pada musim perdananya di Ferrari. Proses ini tidak mudah, terutama ketika mobil tidak memberikan performa yang diharapkan. Hill mengatakan bahwa pembalap hanya menyampaikan kondisi mobil apa adanya. Mereka tidak mungkin memuji mobil yang sedang bermasalah. Menurutnya, komentar Elkann bisa membuat para pembalap kehilangan sedikit motivasi. Kritik itu mungkin dimaksudkan sebagai dorongan, tetapi bisa terbaca sebagai penyalahan terhadap dua orang yang sebenarnya sedang bekerja keras menghadapi masalah teknis yang cukup serius.
“Baca Juga : MotoGP Valencia dan Tekanan Besar di Balik Wildcard Augusto Fernandez”
Hill menekankan bahwa masalah Ferrari tidak bisa hanya dibebankan kepada Hamilton dan Leclerc. Ia melihat adanya persoalan struktural yang lebih besar. Ferrari tampil tidak konsisten sepanjang musim, sesuatu yang menunjukkan banyak bagian dalam tim tidak bergerak selaras. Pembalap hanya menjadi pengguna terakhir dari mobil yang disiapkan tim. Ketika mereka memberikan kritik, itu muncul dari kebutuhan untuk memperbaiki mobil agar bisa bersaing. Hill percaya bahwa kegagalan Ferrari bukan cerita dua pembalap saja, tetapi kombinasi dari masalah teknis, strategi, dan koordinasi internal. Kritik Elkann yang disampaikan ke publik bisa memunculkan kesan bahwa tim tidak berada dalam satu suara. Untuk tim sebesar Ferrari, ketidakselarasan seperti itu bisa berdampak pada suasana kerja dan kepercayaan antar anggota.
Bagi Leclerc, kritik publik bukan hal baru. Ia sudah beberapa kali menghadapi tekanan besar dari para pendukung dan media Italia. Namun, musim ini terasa berbeda karena ia harus menghadapi situasi tersebut bersama Hamilton yang masih beradaptasi. Keduanya kini berada dalam tekanan yang sama dan menjadi wajah yang paling terlihat di tengah performa tim yang naik turun. Mereka tetap mencoba tampil tenang, tetapi ekspresi di paddock menunjukkan bahwa komentar Elkann meninggalkan tanda. Publik Italia menaruh harapan besar pada kedua pembalap, dan itu menambah tekanan emosional yang sudah berat. Mobil yang tidak konsisten membuat situasi semakin rumit. Keduanya berusaha menjaga motivasi, tetapi kritik tajam dari bos tim dapat mengganggu fokus mereka, terutama menjelang balapan-balapan penting di akhir musim.
“Simak juga : Isu Rodrygo Goes Menguat: Ketika Masa Depan Sang Bintang Madrid Mulai Dipertanyakan”
Hill menilai pernyataan Elkann bisa membawa konsekuensi yang tidak diinginkan. Kritik yang disampaikan di depan publik cenderung terasa lebih tajam dibandingkan pembicaraan internal. Ia memahami posisi Elkann sebagai pemimpin besar, tetapi cara penyampaian menjadi faktor penting. Pembalap bekerja di bawah tekanan luar biasa. Mereka membutuhkan kepercayaan diri untuk memaksimalkan performa. Ketika kritik datang dari atasan langsung, terutama di depan publik, motivasi bisa menurun. Hill menyebutkan bahwa ini bukan soal mempermalukan, tetapi lebih pada bagaimana kata-kata tersebut memengaruhi mental dua pembalap. Dalam dunia F1, hubungan internal sangat penting. Jika iklim tim terganggu, performa di lintasan ikut terdampak. Ferrari membutuhkan harmoni agar bisa bangkit, dan kritik terbuka seperti ini bisa menciptakan jarak dalam hubungan bos dan pembalap.
Hill menutup komentarnya dengan mengingatkan bahwa pembalap selalu datang dan pergi, tetapi Ferrari sebagai institusi akan tetap ada. Ini menggambarkan dinamika kekuasaan di dalam tim besar. Hamilton dan Leclerc mungkin merasa tersudut, tetapi mereka tetap harus menjalankan tugas. Dalam realitas seperti ini, pembalap tidak hanya bertempur di lintasan, tetapi juga menghadapi tekanan dari struktur internal. Ferrari harus menemukan keseimbangan antara memberi kritik dan menjaga moral tim. Di tengah persaingan yang semakin ketat, stabilitas emosional menjadi kunci. Jika Ferrari ingin kembali ke posisi puncak, mereka harus memperkuat hubungan internal dan membangun komunikasi yang lebih baik. Kritik Elkann bisa menjadi awal perubahan atau justru sumber masalah baru. Semua bergantung pada bagaimana tim meresponsnya.