PolluxTier – Di tengah meningkatnya ketegangan global akibat perang, konflik perbatasan, dan persaingan dagang internasional, Singapura berhasil menunjukkan keunggulannya dalam menjaga perdamaian. Berdasarkan laporan Indeks Perdamaian Global 2025 yang dirilis oleh Institute for Economics and Peace (IEP), Singapura dinobatkan sebagai negara paling damai di Asia. Lebih dari itu, negeri kecil ini juga menempati posisi keenam dalam peringkat global, unggul dari banyak negara besar di dunia.
Salah satu faktor utama yang mendorong posisi Singapura adalah penerapan hukum yang tegas dan sistem keamanan yang ketat. Warga lokal mengakui bahwa penegakan hukum yang konsisten telah membentuk budaya disiplin dalam masyarakat. Ricky Ignatius Morie, seorang insinyur senior di Singapura, menyebut bahwa masyarakat sangat memahami konsekuensi dari pelanggaran hukum. “Kalau ketahuan pakai narkoba atau merampok, hukumannya berat. Jadi orang cenderung berpikir dua kali,” ujarnya.
“Baca Juga : Ju Ae Dampingi Kim Jong Un ke China”
Pengawasan publik yang intensif juga jadi faktor kunci. Jalan-jalan di Singapura selalu terang benderang, dilengkapi dengan kamera CCTV yang tersebar di berbagai sudut kota. Hal ini membuat pelaku kejahatan sulit bergerak bebas. Ricky menambahkan bahwa jika terjadi kejahatan, pelakunya bisa langsung tertangkap dalam hitungan menit. Sistem ini memberikan rasa aman yang sangat tinggi bagi masyarakat.
Profesor Madya dari National University of Singapore (NUS), Ed Araral, turut membagikan pengalamannya. Ia menuturkan bahwa putrinya bisa bepergian sendiri hingga larut malam tanpa kekhawatiran. “Itu tidak bisa saya bayangkan terjadi di Manila,” ujarnya, membandingkan dengan kota asalnya di Filipina. Tingginya rasa aman di Singapura membuat warganya hidup tanpa rasa takut dalam aktivitas harian.
“Simak Juga : Anggota DPR Dinonaktifkan Tetap Terima Gaji”
Dalam laporan yang sama, hanya dua negara Asia lain yang mendekati posisi Singapura, yaitu Jepang di posisi ke-12 dan Malaysia di peringkat ke-13. Sementara itu, negara-negara yang dilanda konflik seperti Ukraina, Sudan, dan Suriah berada di peringkat terbawah. Hal ini menunjukkan kontras besar antara stabilitas Singapura dan negara-negara yang masih bergelut dengan konflik berkepanjangan.
Meski Islandia tetap berada di peringkat pertama sebagai negara paling damai dunia, pencapaian Singapura di posisi keenam dunia dan pertama di Asia patut diapresiasi. Dalam kehidupan sehari-hari, warga Islandia bahkan membiarkan bayi tidur di luar kafe tanpa pengawasan, sebuah gambaran betapa amannya negara itu. Namun, dalam konteks Asia, Singapura jelas jadi model ideal bagaimana perdamaian bisa diraih lewat sistem yang tertib dan masyarakat yang patuh hukum.