PolluxTier – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin memastikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman siap naik kelas menjadi rumah sakit bertaraf internasional. Hal ini disampaikan setelah rapat konsultasi teknis bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BPOM Taruna Ikrar di Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).
Menurut Sjafrie, RSPPN kini masuk tahap penguatan layanan kesehatan global setelah melewati proses perencanaan dan pembangunan. “Hari ini kita rapat lagi dan sudah sampai pada tahap pelaksanaan. Rumah Sakit Soedirman RSPPN ini akan berskala internasional atas izin Menteri Kesehatan yang mengeluarkan regulasi,” ujarnya.
RSPPN Soedirman dibangun dengan fasilitas modern setara rumah sakit kelas dunia. Gedung setinggi 28 lantai ini memiliki 1.000 tempat tidur dan 100 ruang ICU. Rumah sakit ini sudah berstatus tipe A, artinya memenuhi standar tertinggi dalam pelayanan kesehatan.
Menhan Sjafrie menyebut, fokus utama saat ini adalah meningkatkan tenaga medis dan layanan perawatan, termasuk layanan pascaoperasi. “Rumah sakit yang bagus butuh dokter hebat, alat kesehatan modern, dan perawatan pasien terbaik. Itulah yang sedang kami kembangkan,” jelasnya. RSPPN diharapkan menjadi rumah sakit pertahanan yang juga bisa melayani masyarakat umum dengan kualitas internasional.
Transformasi RSPPN menjadi rumah sakit global melibatkan kerja sama tiga lembaga utama: Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, dan BPOM. Kolaborasi ini memperkuat pengawasan obat, alat kesehatan, dan sistem layanan pasien.
Kepala BPOM Taruna Ikrar menilai kerja sama lintas sektor ini sangat penting. Menurutnya, RSPPN bisa menjadi contoh ekosistem kesehatan nasional yang kuat dan efisien. Rumah sakit ini akan menjadi model pelayanan medis pertahanan yang terbuka untuk masyarakat sipil.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa infrastruktur tidak cukup tanpa SDM yang unggul. Ia menyebut, penguatan kualitas tenaga medis menjadi fokus utama agar RSPPN benar-benar selevel dengan rumah sakit internasional.
Program pelatihan dan sertifikasi akan dilakukan secara bertahap. “Bukan hanya dokter TNI, tetapi juga tenaga medis dari seluruh Indonesia bisa ikut belajar di sini,” kata Budi. Pemerintah juga membuka kerja sama internasional melalui defense cooperation agreement. Skema ini memungkinkan dokter Indonesia belajar ke luar negeri, sementara dokter terbaik dunia datang untuk mengajar di RSPPN.
“Simak Juga : Gaya Kompak Gibran dan Prabowo di HUT ke-80 TNI Jadi Sorotan Publik”
RSPPN Soedirman bukan hanya rumah sakit rujukan militer. Fasilitas ini juga akan menjadi pusat penelitian dan pendidikan kedokteran yang mendukung kebutuhan nasional. Keberadaannya memperlihatkan bahwa sektor pertahanan dan kesehatan bisa berjalan beriringan.
Selain memperkuat ketahanan militer, rumah sakit ini juga berperan penting dalam menghadapi ancaman non-militer seperti pandemi dan bencana kemanusiaan. Dengan teknologi canggih dan SDM berkualitas, RSPPN diharapkan menjadi acuan rumah sakit modern di Asia.
Langkah Menhan Sjafrie bersama Menkes Budi Gunadi dan BPOM Taruna Ikrar menunjukkan keseriusan pemerintah membangun sistem kesehatan pertahanan yang maju. RSPPN Soedirman bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi simbol kemandirian dan prestasi bangsa.
Dengan fasilitas megah, tenaga profesional, dan kerja sama internasional, rumah sakit ini siap bersaing di tingkat global. RSPPN Soedirman akan menjadi kebanggaan baru Indonesia di dunia kesehatan modern.