PolluxTier – Pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025), menuai pujian luas. Selama 19 menit, Prabowo menyampaikan pesan kuat tentang perdamaian, keadilan, dan kerja sama global. Banyak pihak menilai, ia berhasil menempatkan diri sebagai pemimpin alternatif dunia yang layak diperhitungkan.
Direktur Geopolitik GREAT Institute, Teguh Santosa, menilai pidato Prabowo sebagai salah satu yang paling menonjol tahun ini. Menurutnya, Prabowo tidak sekadar mengulas isu global, tetapi juga menawarkan cara baru untuk menghentikan konflik. Ia juga mengajak pemimpin dunia membuka jalan menuju kesejahteraan bersama.
“Pidato Prabowo merupakan salah satu pidato terbaik Sidang Majelis Umum PBB tahun ini. Saya kira akan dikenang cukup lama, mirip dengan pidato Bung Karno tahun 1960 yang berjudul To Build the World Anew,” kata Teguh, Kamis (25/9/2025).
“Baca Juga : Italia Kerahkan Dua Kapal Perang untuk Kawal Armada GSF Menuju Gaza”
Prabowo menegaskan bahwa ancaman terbesar umat manusia justru datang dari manusia sendiri. Konflik, ketidakadilan, dan diskriminasi menjadi ancaman nyata bagi masa depan dunia. Karena itu, ia menyerukan agar para pemimpin menyingkirkan ego dan bekerja sama demi perdamaian.
Indonesia, lanjutnya, siap berkontribusi aktif dalam menjaga stabilitas global. Salah satu bentuknya adalah kesediaan mengirim pasukan penjaga perdamaian dalam jumlah besar jika mandat PBB diberikan.
Gaya bicara Prabowo yang lugas dan tegas, namun tetap sarat pesan kemanusiaan, membuatnya dipandang sejajar dengan tokoh besar dunia. Teguh menilai, momen ini penting bagi Indonesia untuk menunjukkan perannya sebagai kekuatan moral dan politik internasional.
“Pidato ini memperlihatkan bahwa Indonesia tidak hanya bicara untuk dirinya sendiri. Prabowo membawa suara negara-negara berkembang dan mereka yang sering terpinggirkan dalam percaturan global,” tambahnya.
Kehadiran Prabowo di forum multilateral terbesar dunia disebut sebagai momentum strategis. Selain menegaskan posisi Indonesia dalam dinamika geopolitik, pidato ini juga memperkuat citra Prabowo sebagai pemimpin visioner.
Dengan banyaknya apresiasi, Prabowo kini dianggap berpotensi menjadi figur penting dalam politik internasional. Ia juga dipandang sebagai simbol kebangkitan Indonesia di mata dunia.
Direktur Geopolitik GREAT Institute, Teguh Santosa, menyebut pidato Prabowo sebagai salah satu yang paling menonjol dalam pertemuan tahun ini. Menurutnya, Prabowo tidak hanya membicarakan isu-isu global, tetapi juga menawarkan pendekatan baru untuk menghentikan konflik dan membuka jalan menuju kesejahteraan bersama.
“Pidato Prabowo merupakan salah satu pidato terbaik Sidang Majelis Umum PBB tahun ini. Saya kira akan dikenang cukup lama, mirip dengan pidato Bung Karno tahun 1960 yang berjudul To Build the World Anew,” ujar Teguh, Kamis (25/9/2025).
Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti bahwa ancaman terbesar umat manusia justru berasal dari manusia itu sendiri—mulai dari konflik bersenjata, ketidakadilan, hingga diskriminasi. Ia menyerukan agar para pemimpin dunia meletakkan ego masing-masing dan bekerja sama demi menciptakan dunia yang lebih damai dan adil.
Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia siap berkontribusi lebih aktif dalam menjaga perdamaian global. Salah satunya dengan kesediaan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dalam jumlah signifikan jika mandat dari Dewan Keamanan PBB diberikan.
“Simak Juga : Prabowo dan Pemimpin Arab Minta Trump Pimpin Penyelesaian Perang Gaza”
Bagi sebagian pengamat, gaya bicara Prabowo yang lugas, tegas, namun sarat pesan kemanusiaan, mengingatkan pada pidato bersejarah para pemimpin besar dunia. Teguh menilai, momen ini menjadi titik penting bagi Indonesia untuk menunjukkan perannya sebagai kekuatan moral dan politik di kancah internasional.
“Pidato ini memperlihatkan bahwa Indonesia tidak hanya bicara untuk dirinya sendiri, tetapi juga membawa suara negara-negara berkembang dan mereka yang selama ini terpinggirkan dalam percaturan global,” tambah Teguh.
Kehadiran Prabowo di forum multilateral terbesar dunia disebut sebagai momentum strategis. Selain menegaskan posisi Indonesia di tengah dinamika geopolitik global, pidato tersebut juga memperkuat citra Prabowo sebagai pemimpin yang tidak hanya berpikir nasional, tetapi juga visioner di tingkat global.
Dengan pidatonya yang mendapat banyak apresiasi, Prabowo kini dianggap memiliki peluang untuk menjadi salah satu figur penting dalam percaturan politik internasional, sekaligus simbol kebangkitan Indonesia di mata dunia.