
PolluxTier – Dalam ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2025, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan apresiasinya kepada Bank Indonesia (BI) atas peluncuran Rupiah Digital berbasis Surat Berharga Negara (SBN). Menurutnya, langkah ini menjadi bukti bahwa Indonesia siap memasuki era ekonomi digital dengan fondasi yang kuat dan berdaulat. Zulhas menilai, inovasi BI tak hanya berdampak pada sektor keuangan, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap nilai Rupiah. Ia mengungkapkan, kehadiran Rupiah Digital merupakan langkah bersejarah yang membawa kebanggaan nasional. “Rupiah Digital adalah kebanggaan Indonesia di era ekonomi baru,” ujar Zulhas penuh semangat.
Selain peluncuran Rupiah Digital, Zulkifli Hasan juga memuji komitmen BI dalam menjaga kestabilan harga pangan, khususnya komoditas strategis seperti cabai, bawang, dan ayam. Ia menilai peran BI dalam pengendalian inflasi pangan sangat krusial, terutama di tengah tantangan iklim dan distribusi yang sering memengaruhi harga pasar. Langkah BI menggandeng pondok pesantren dan komunitas lokal dalam program pengendalian inflasi daerah dianggap sebagai terobosan yang cerdas dan memberdayakan. “Pendekatan berbasis pesantren ini bukan hanya inovatif, tapi juga menyentuh akar ekonomi rakyat,” kata Zulhas. Ia menilai sinergi antara BI dan masyarakat ini mampu menciptakan ketahanan ekonomi yang inklusif sekaligus memperkuat daya beli masyarakat kecil.
“Baca Juga : Gelombang PHK di Pabrik Sepatu Tangerang: 2.200 Pekerja Kehilangan Pekerjaan”
Dalam pidatonya, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa kehadiran Rupiah Digital menjadi tonggak penting menuju kedaulatan ekonomi nasional. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi finansial global, Indonesia perlu memiliki sistem pembayaran digital yang kuat dan berdaulat agar tidak tergantung pada mata uang asing. Menurut Zulhas, langkah BI ini juga menunjukkan kemampuan bangsa untuk beradaptasi dengan perubahan tanpa kehilangan jati diri. Rupiah Digital, katanya, bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi simbol kepercayaan diri ekonomi nasional. “Kita tidak boleh tertinggal. Rupiah Digital adalah bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pemain utama di era ekonomi digital,” tuturnya optimistis.
Zulhas juga mendorong BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperluas digitalisasi pada sektor UMKM pangan, termasuk warung sembako, koperasi desa, dan program Kopdes Merah Putih. Menurutnya, digitalisasi akan membuka akses pembiayaan yang lebih inklusif bagi pelaku usaha kecil di pedesaan. Dengan memanfaatkan sistem pembayaran digital seperti QRIS dan akses ke perbankan mikro, pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan. “Transformasi digital harus menjadi jembatan bagi ekonomi rakyat agar mereka tidak tertinggal,” jelas Zulhas. Ia menegaskan, UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional yang perlu didorong untuk tumbuh bersama teknologi, bukan digantikan olehnya.
“Simak Juga : Krakatau Steel Perkuat Fondasi Bisnis: Transformasi yang Membawa Harapan Baru”
Dalam kesempatan yang sama, Zulhas menyoroti pentingnya dukungan QRIS lintas negara, terutama untuk kebutuhan transaksi jemaah Indonesia di luar negeri. Ia mencontohkan rencana pembangunan Kampung Haji di Arab Saudi, yang menurutnya membutuhkan sistem pembayaran digital agar aliran devisa jemaah tetap terserap di dalam negeri. Dengan sistem pembayaran yang terhubung antarnegara, jemaah Indonesia dapat bertransaksi dengan aman menggunakan Rupiah Digital tanpa perlu menukar mata uang asing. “Bayangkan, jika setiap transaksi jemaah bisa tetap mengalir melalui sistem nasional, berapa besar nilai yang bisa kita pertahankan untuk ekonomi dalam negeri,” ujar Zulhas.
Zulkifli Hasan juga menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto mengenai pentingnya mekanisasi dan teknologi pertanian sebagai fondasi menuju kedaulatan pangan nasional. Menurutnya, sektor pertanian dan digitalisasi ekonomi bukan dua hal yang terpisah, melainkan dua kekuatan yang harus berjalan seiring. Transformasi digital akan membantu petani dalam mengakses data harga, distribusi pupuk, hingga pembiayaan berbasis aplikasi. “Modernisasi pertanian dan digitalisasi keuangan adalah satu paket menuju Indonesia yang mandiri,” kata Zulhas. Ia menegaskan, pertanian modern harus menjadi tulang punggung ekonomi baru yang berbasis inovasi dan teknologi. Dengan sinergi antara BI, OJK, dan pemerintah, cita-cita kedaulatan pangan dan ekonomi digital Indonesia bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan yang mulai terwujud.