PolluxTier – Pencatatan saham perdana PT Super Bank Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia menjadi tonggak penting dalam perjalanan transformasi perseroan. Dengan kode emiten SUPA, Superbank resmi memasuki babak baru sebagai perusahaan terbuka yang siap diawasi publik. Harga penawaran Rp 635 per saham dan pelepasan 4,4 miliar saham baru mencerminkan kepercayaan pasar terhadap potensi bisnis bank digital ini. Dana segar sebesar Rp 2,79 triliun yang berhasil dihimpun menjadi bahan bakar utama untuk mempercepat pertumbuhan. Di balik angka-angka tersebut, IPO ini juga membawa pesan emosional tentang kepercayaan. Superbank tidak sekadar mencari modal, tetapi mengajak publik menjadi bagian dari visi jangka panjangnya dalam memperluas akses layanan keuangan yang relevan dan mudah dijangkau masyarakat Indonesia.
Journey of Trust yang Menjadi Fondasi
Presiden Direktur Superbank, Tigor M Siahaan, menyebut IPO ini sebagai kelanjutan dari “Journey of Trust” yang dibangun sejak awal transformasi digital. Ungkapan ini bukan sekadar jargon korporasi, melainkan refleksi strategi jangka panjang yang menempatkan kepercayaan sebagai inti bisnis. Menjadi perusahaan publik menuntut transparansi, akuntabilitas, dan konsistensi kinerja. Superbank menyadari tantangan tersebut dan menjadikannya komitmen terbuka kepada investor serta nasabah. Dengan melantai di BEI, perseroan ingin menunjukkan bahwa bank digital juga mampu tumbuh sehat dan berkelanjutan. Kepercayaan yang dibangun bukan hanya dari teknologi, tetapi juga dari tata kelola, komunikasi yang jujur, serta keberpihakan pada kebutuhan finansial masyarakat luas.
“Baca Juga : Pertamina Patra Niaga Kebuti Distribusi Elpiji ke Aceh di Tengah Tantangan Bencana”
Fokus Penyaluran Kredit untuk Underbanked
Sebagian besar dana IPO, sekitar 70 persen, dialokasikan sebagai modal kerja untuk memperkuat penyaluran kredit. Fokus utama diarahkan pada segmen underbanked, termasuk ritel dan UMKM yang selama ini memiliki keterbatasan akses pembiayaan. Langkah ini mencerminkan peran sosial Superbank dalam mendorong inklusi keuangan. Kredit tidak hanya dipandang sebagai produk, tetapi sebagai alat pemberdayaan ekonomi. Dengan pendekatan berbasis data dan teknologi digital, Superbank berupaya menyalurkan pembiayaan secara lebih tepat sasaran. Di tengah tantangan ekonomi, keberanian memperluas kredit ke segmen ini menunjukkan optimisme sekaligus tanggung jawab. Superbank ingin tumbuh bersama para pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Investasi Teknologi dan Infrastruktur Digital
Sekitar 30 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal, terutama pengembangan teknologi. Fokusnya mencakup sistem pembayaran digital, produk pendanaan dan pembiayaan, serta penguatan infrastruktur teknologi informasi. Superbank juga menempatkan investasi pada kecerdasan buatan, data analytics, dan keamanan siber sebagai prioritas jangka panjang. Langkah ini penting untuk menjaga keandalan layanan di tengah meningkatnya risiko digital. Dengan sertifikasi ISO 27001, Superbank menunjukkan keseriusannya dalam menjaga keamanan informasi nasabah. Investasi teknologi tidak hanya soal kecepatan dan kemudahan, tetapi juga rasa aman. Di sinilah kepercayaan nasabah dibangun secara nyata melalui sistem yang tangguh dan berkelanjutan.
“Simak Juga : Sun Life Indonesia Hadirkan Harapan bagi Korban Banjir dan Longsor di Sumatra”
Kinerja Keuangan yang Menopang Optimisme
Ekspansi Superbank ditopang oleh kinerja keuangan yang solid sepanjang 2025. Hingga Oktober, laba sebelum pajak mencapai Rp 102 miliar, didorong lonjakan pendapatan bunga bersih sebesar 173 persen secara tahunan. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan kredit yang signifikan menunjukkan respons positif pasar terhadap model bisnis Superbank. Total aset yang meningkat hingga Rp 17,6 triliun menjadi indikator lain dari momentum pertumbuhan tersebut. Lebih dari sekadar angka, kinerja ini mencerminkan kepercayaan nasabah yang terus meningkat. Dalam industri perbankan digital yang kompetitif, konsistensi pertumbuhan menjadi sinyal kuat bahwa strategi Superbank berada di jalur yang tepat.
Sinergi Ekosistem dan Inovasi Produk
Pertumbuhan Superbank semakin kuat berkat sinergi dengan ekosistem digital besar seperti Grab, OVO, dan Emtek, serta dukungan pemegang saham strategis regional. Kolaborasi ini melahirkan inovasi produk seperti OVO Nabung by Superbank dan Kartu Untung berbasis gamifikasi. Produk-produk tersebut dirancang untuk mendekatkan layanan perbankan dengan aktivitas harian masyarakat. Lebih dari 5 juta nasabah sejak peluncuran aplikasi digital menunjukkan bahwa pendekatan ini berhasil. Ke depan, Superbank menyiapkan kolaborasi lanjutan untuk memperluas adopsi layanan keuangan digital. Dengan kombinasi ekosistem, teknologi, dan inovasi, Superbank menempatkan dirinya sebagai pemain penting dalam masa depan perbankan digital Indonesia.