PolluxTier – Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, membuka suara soal arahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar SPBU swasta membeli BBM dari Pertamina. Menurut Simon, saat ini hal tersebut masih dalam tahap pembicaraan intens antara Pertamina, SPBU swasta, dan pemerintah.
Simon belum merinci apakah ada kuota impor khusus dari Pertamina untuk memenuhi kekosongan pasokan . Dia mengatakan bahwa tim internal Pertamina dan pihak terkait masih membahas data dan mekanisme teknis yang diperlukan untuk skema ini dijalankan.
“Baca Juga : Prabowo Setujui Usulan Menkeu Salurkan Dana Rp200 Triliun dari BI ke Perbankan”
Terkait isu monopoli yang mencuat, Simon menegaskan bahwa tidak ada monopoli dalam kebijakan ini. Menurutnya, pemerintah—melalui ESDM dan BPH Migas—telah memberikan kuota impor bagi SPBU swasta. Sehingga, SPBU swasta tetap punya opsi impor sendiri selain opsi kerja sama dengan Pertamina.
Permintaan agar SPBU swasta membeli dari Pertamina memang sudah muncul. Namun, Simon menyatakan bahwa mekanisme teknis seperti standar kualitas BBM, logistik, dan spesifikasi aditif perlu dibahas lebih lanjut. Hal ini agar distribusi BBM berjalan lancar dan sesuai kebutuhan SPBU swasta.
“Simak Juga : Diabetes Tak Terdeteksi: Ancaman Nyata di Balik Epidemi Global”
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pemerintah sudah menaikkan kuota impor BBM untuk tahun 2025 menjadi 110% dibanding tahun sebelumnya. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini bukan untuk menyudutkan SPBU swasta, melainkan menyediakan opsi bisnis yang adil.
Meski ada dorongan agar SPBU swasta membeli dari Pertamina, isu persaingan usaha tetap menjadi perhatian. Pemerintah memastikan bahwa kebijakan ini tidak merusak persaingan yang sehat karena opsi impor masih terbuka. Fokus juga tetap pada kestabilan pasokan untuk publik dan pemenuhan kebutuhan energi yang merupakan salah satu hajat hidup orang banyak.