PolluxTier – Sebuah serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada Senin (25/8/2025). Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk lima jurnalis dari media internasional seperti Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera. Tragedi ini kembali menyoroti risiko besar yang dihadapi warga sipil dan pekerja media di tengah konflik berkepanjangan di Gaza.
Menanggapi insiden ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa Beijing “terkejut” dan mengecam keras serangan yang merenggut nyawa tenaga medis serta jurnalis. Dalam konferensi pers di Beijing, Guo menegaskan bahwa China menyerukan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Gaza dan mendorong terciptanya gencatan senjata komprehensif. “Kami menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan simpati untuk keluarga mereka,” ucap Guo.
“Baca Juga : 2 Polisi Australia Tewas Ditembak di Victoria, Pelaku Masih Buron”
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menanggapi peristiwa ini dengan menyebutnya sebagai “kecelakaan tragis”. Ia menyatakan bahwa Israel menyesal atas jatuhnya korban jiwa di RS Nasser dan berjanji militer Tel Aviv akan menyelidiki insiden tersebut. Meski demikian, pernyataan ini menuai kritik luas karena dianggap berulang kali terjadi dalam konflik di Gaza.
Data organisasi pengawas media menunjukkan bahwa sekitar 200 jurnalis telah tewas dalam konflik Gaza selama hampir dua tahun terakhir. Angka ini menjadikan Gaza sebagai salah satu zona paling mematikan bagi pekerja media di dunia. Serangan terbaru di RS Nasser semakin memperburuk catatan kelam tersebut, dengan lima jurnalis tewas saat melaksanakan tugas liputan.
“Simak Juga : Dua Kelompok Massa Demo Terpisah di Belakang DPR”
Selain China, berbagai pihak internasional juga mengecam serangan ini, termasuk organisasi pers global. Reuters, AP, dan Al Jazeera mengeluarkan pernyataan duka cita resmi atas kehilangan kontributor mereka. Kritik internasional semakin keras menuntut Israel menghentikan serangan yang dianggap tidak proporsional dan merugikan warga sipil.
Dalam pernyataannya, China menegaskan bahwa Israel harus segera menyetujui gencatan senjata yang menyeluruh. Guo Jiakun mendesak agar pasokan kemanusiaan dipulihkan sepenuhnya demi mencegah krisis berskala lebih besar di Gaza. Ia menambahkan bahwa semua pihak harus bekerja sama untuk meredakan ketegangan demi mencegah meluasnya konflik.