PolluxTier – Kadar gula darah yang tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi di mana kadar glukosa dalam darah meningkat melebihi batas normal. Kondisi ini sering dialami oleh penderita diabetes dan bisa berisiko menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Tetapi, seberapa tinggi kadar gula darah yang dianggap sebagai hiperglikemia? Apa saja penyebabnya, dan bagaimana cara mencegah atau mengatasi kondisi ini? Artikel ini akan mengulasnya secara lengkap untuk membantu Anda lebih memahami kondisi hiperglikemia.
Hiperglikemia adalah kondisi medis di mana kadar glukosa dalam darah melebihi nilai normal yang direkomendasikan. Glukosa, yang dikenal juga sebagai gula darah, adalah sumber energi utama bagi tubuh. Namun, ketika kadarnya terlalu tinggi, bisa berdampak negatif pada berbagai fungsi tubuh, termasuk kesehatan jantung, ginjal, dan sistem saraf.
“Baca juga : Ucapan Kontroversial Roberto Mancini Bikin Arab Saudi Gerah.“
Untuk memahami batas hiperglikemia, kita perlu mengetahui terlebih dahulu berapa kadar gula darah yang dianggap normal. Secara umum, berikut adalah rentang kadar gula darah yang direkomendasikan:
Jika kadar gula darah berada di atas batas-batas ini, maka dapat dikategorikan sebagai hiperglikemia, tergantung pada seberapa tinggi angka tersebut.
Kadar gula darah dianggap tinggi atau hiperglikemia jika mencapai angka berikut:
Jika kadar gula darah Anda mencapai atau melebihi angka-angka ini secara berulang, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kondisi hiperglikemia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan gaya hidup maupun kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab umum:
Penyebab utama hiperglikemia adalah diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Pada penderita diabetes tipe 1, tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup. Sementara itu, pada diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Insulin adalah hormon yang berfungsi membantu penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Tanpa insulin yang cukup atau efektivitasnya menurun, glukosa akan menumpuk di dalam darah.
Makan makanan dengan kandungan gula atau karbohidrat yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Tubuh membutuhkan waktu untuk mengolah karbohidrat menjadi glukosa dan kemudian menyalurkannya ke dalam sel, sehingga kadar gula dalam darah dapat meningkat sementara.
Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang terlalu sedentari bisa membuat tubuh sulit menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Olahraga atau aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan insulin lebih efektif dan menurunkan kadar gula darah.
Stres, baik fisik seperti sakit atau cedera, maupun emosional seperti kecemasan dan tekanan mental, dapat memicu peningkatan kadar gula darah. Saat stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang dapat menyebabkan lonjakan glukosa dalam darah.
Beberapa obat-obatan, seperti steroid atau obat diuretik, dapat mempengaruhi kadar gula darah dan menyebabkan hiperglikemia. Oleh karena itu, penting untuk memonitor gula darah jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan ini.
Kondisi hiperglikemia bisa menunjukkan gejala yang bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan durasinya. Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya muncul:
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas secara berulang, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan gula darah untuk memastikan kondisi.
Jika hiperglikemia tidak diatasi dengan tepat, dapat menyebabkan komplikasi serius, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:
Pada kondisi ini, tubuh mulai memecah lemak sebagai sumber energi karena tidak bisa menggunakan glukosa. Proses ini menghasilkan keton, zat asam yang dapat menumpuk dalam darah dan beracun. Ketoasidosis diabetik merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.
Gula darah yang tinggi dalam waktu lama dapat merusak saraf, terutama di kaki dan tangan. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa nyeri, kesemutan, atau bahkan hilangnya sensasi di area yang terkena.
Hiperglikemia yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di mata, berpotensi menyebabkan retinopati diabetik, kebutaan, atau masalah penglihatan lainnya.
Komplikasi jangka panjang dari hiperglikemia termasuk kerusakan ginjal (nefropati) dan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke. Gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.
Mengatasi dan mencegah hiperglikemia memerlukan pendekatan yang holistik, mencakup perubahan gaya hidup, pengaturan diet, serta perawatan medis. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah untuk mencegah lonjakan gula darah. Pilih makanan kaya serat seperti sayuran, buah-buahan rendah gula, dan biji-bijian utuh. Hindari makanan olahan yang tinggi gula dan karbohidrat sederhana.
Olahraga teratur dapat membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi dan meningkatkan sensitivitas insulin. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
Jika Anda memiliki riwayat diabetes atau rentan terhadap hiperglikemia, penting untuk secara rutin memeriksa kadar gula darah. Pemantauan ini dapat membantu Anda mengambil tindakan cepat jika terjadi lonjakan.
Jika diresepkan obat untuk mengendalikan kadar gula darah, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan dokter.
Teknik seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres, sehingga mencegah lonjakan gula darah akibat stres.