Health

Kadar Gula Darah Tinggi? Yuk, Kenali Batas Hiperglikemia dan Cara Mengatasinya

PolluxTier – Kadar gula darah yang tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi di mana kadar glukosa dalam darah meningkat melebihi batas normal. Kondisi ini sering dialami oleh penderita diabetes dan bisa berisiko menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Tetapi, seberapa tinggi kadar gula darah yang dianggap sebagai hiperglikemia? Apa saja penyebabnya, dan bagaimana cara mencegah atau mengatasi kondisi ini? Artikel ini akan mengulasnya secara lengkap untuk membantu Anda lebih memahami kondisi hiperglikemia.

Apa Itu Hiperglikemia?

Hiperglikemia adalah kondisi medis di mana kadar glukosa dalam darah melebihi nilai normal yang direkomendasikan. Glukosa, yang dikenal juga sebagai gula darah, adalah sumber energi utama bagi tubuh. Namun, ketika kadarnya terlalu tinggi, bisa berdampak negatif pada berbagai fungsi tubuh, termasuk kesehatan jantung, ginjal, dan sistem saraf.

“Baca juga : Ucapan Kontroversial Roberto Mancini Bikin Arab Saudi Gerah.

Kadar Gula Darah yang Dianggap Normal

Untuk memahami batas hiperglikemia, kita perlu mengetahui terlebih dahulu berapa kadar gula darah yang dianggap normal. Secara umum, berikut adalah rentang kadar gula darah yang direkomendasikan:

  • Gula darah puasa (sebelum makan): 70-99 mg/dL
  • Gula darah 2 jam setelah makan: Kurang dari 140 mg/dL
  • Gula darah acak (kapan saja): Kurang dari 200 mg/dL

Jika kadar gula darah berada di atas batas-batas ini, maka dapat dikategorikan sebagai hiperglikemia, tergantung pada seberapa tinggi angka tersebut.

Berapa Batas Hiperglikemia?

Kadar gula darah dianggap tinggi atau hiperglikemia jika mencapai angka berikut:

  1. Gula darah puasa: Di atas 126 mg/dL. Jika kadar gula darah tetap tinggi setelah puasa selama setidaknya 8 jam, ini menunjukkan adanya risiko hiperglikemia kronis.
  2. Gula darah 2 jam setelah makan: Di atas 200 mg/dL. Kondisi ini menunjukkan bahwa tubuh tidak dapat mengatur gula darah dengan baik setelah asupan makanan.
  3. Gula darah acak: Di atas 200 mg/dL disertai gejala hiperglikemia seperti sering merasa haus, lelah, dan buang air kecil.

Jika kadar gula darah Anda mencapai atau melebihi angka-angka ini secara berulang, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab Hiperglikemia

Kondisi hiperglikemia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan gaya hidup maupun kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab umum:

1. Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

Penyebab utama hiperglikemia adalah diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Pada penderita diabetes tipe 1, tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup. Sementara itu, pada diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Insulin adalah hormon yang berfungsi membantu penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Tanpa insulin yang cukup atau efektivitasnya menurun, glukosa akan menumpuk di dalam darah.

2. Konsumsi Makanan Tinggi Gula atau Karbohidrat

Makan makanan dengan kandungan gula atau karbohidrat yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Tubuh membutuhkan waktu untuk mengolah karbohidrat menjadi glukosa dan kemudian menyalurkannya ke dalam sel, sehingga kadar gula dalam darah dapat meningkat sementara.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup yang terlalu sedentari bisa membuat tubuh sulit menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Olahraga atau aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan insulin lebih efektif dan menurunkan kadar gula darah.

4. Stres Fisik dan Emosional

Stres, baik fisik seperti sakit atau cedera, maupun emosional seperti kecemasan dan tekanan mental, dapat memicu peningkatan kadar gula darah. Saat stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang dapat menyebabkan lonjakan glukosa dalam darah.

5. Efek Samping Obat-Obatan Tertentu

Beberapa obat-obatan, seperti steroid atau obat diuretik, dapat mempengaruhi kadar gula darah dan menyebabkan hiperglikemia. Oleh karena itu, penting untuk memonitor gula darah jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan ini.

Gejala Hiperglikemia

Kondisi hiperglikemia bisa menunjukkan gejala yang bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan durasinya. Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya muncul:

  • Sering merasa haus dan mulut kering
  • Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
  • Rasa lelah berlebihan dan penurunan energi
  • Penglihatan kabur atau buram
  • Penurunan berat badan tanpa alasan jelas
  • Kulit kering dan gatal

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas secara berulang, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan gula darah untuk memastikan kondisi.

Dampak Hiperglikemia Jika Tidak Diobati

Jika hiperglikemia tidak diatasi dengan tepat, dapat menyebabkan komplikasi serius, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

1. Ketoasidosis Diabetik

Pada kondisi ini, tubuh mulai memecah lemak sebagai sumber energi karena tidak bisa menggunakan glukosa. Proses ini menghasilkan keton, zat asam yang dapat menumpuk dalam darah dan beracun. Ketoasidosis diabetik merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

2. Kerusakan Saraf (Neuropati Diabetik)

Gula darah yang tinggi dalam waktu lama dapat merusak saraf, terutama di kaki dan tangan. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa nyeri, kesemutan, atau bahkan hilangnya sensasi di area yang terkena.

3. Masalah Penglihatan

Hiperglikemia yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di mata, berpotensi menyebabkan retinopati diabetik, kebutaan, atau masalah penglihatan lainnya.

4. Penyakit Ginjal dan Jantung

Komplikasi jangka panjang dari hiperglikemia termasuk kerusakan ginjal (nefropati) dan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke. Gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.

Cara Mengatasi dan Mencegah Hiperglikemia

Mengatasi dan mencegah hiperglikemia memerlukan pendekatan yang holistik, mencakup perubahan gaya hidup, pengaturan diet, serta perawatan medis. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Mengatur Pola Makan

Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah untuk mencegah lonjakan gula darah. Pilih makanan kaya serat seperti sayuran, buah-buahan rendah gula, dan biji-bijian utuh. Hindari makanan olahan yang tinggi gula dan karbohidrat sederhana.

2. Rutin Berolahraga

Olahraga teratur dapat membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi dan meningkatkan sensitivitas insulin. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.

3. Memantau Kadar Gula Darah

Jika Anda memiliki riwayat diabetes atau rentan terhadap hiperglikemia, penting untuk secara rutin memeriksa kadar gula darah. Pemantauan ini dapat membantu Anda mengambil tindakan cepat jika terjadi lonjakan.

4. Konsumsi Obat Sesuai Anjuran Dokter

Jika diresepkan obat untuk mengendalikan kadar gula darah, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan dokter.

5. Mengelola Stres dengan Baik

Teknik seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres, sehingga mencegah lonjakan gula darah akibat stres.