PT Timah Tbk
Polluxtier – PT Timah Tbk (TINS) terus menunjukkan langkah nyata dalam memperkuat cadangan mineral serta menjaga keberlanjutan produksi jangka panjang. Sepanjang Triwulan II 2025, perusahaan mengalokasikan anggaran eksplorasi sebesar Rp29,43 miliar, yang mencakup Rp23,56 miliar untuk operasional dan Rp5,88 miliar untuk investasi.
Eksplorasi dilakukan secara masif di dua area utama, yaitu laut dan darat. Di wilayah laut, kegiatan pengeboran dilakukan menggunakan lima kapal bor pada bulan April, lalu meningkat menjadi enam kapal pada bulan Mei dan Juni. Hasilnya, total pengeboran di laut sepanjang kuartal tersebut mencapai 12.535,25 meter.
Sementara itu, eksplorasi darat berlangsung di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Aktivitasnya meliputi survei geofisika, pemetaan, pengeboran timah alluvial, serta pengeboran pandu untuk mengidentifikasi cadangan primer. Total pengeboran darat tercatat mencapai 8.461,65 meter, menunjukkan komitmen eksplorasi yang sangat serius.
“Baca juga: ASDP Tembus Pendapatan Rp 5,02 Triliun, Lampaui Masa Pra-Pandemi“
Memasuki Triwulan III, PT Timah Tbk berencana melanjutkan eksplorasi secara konsisten. Enam kapal bor akan kembali beroperasi di perairan Bangka dan Kundur. Di sisi darat, perusahaan juga akan melakukan survei geofisika ground magnetic di wilayah Belitung dan survei topografi di Bangka dan Belitung.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam menjamin kelangsungan operasional serta ketahanan cadangan timah nasional.
Bersamaan dengan strategi bisnis yang agresif, PT Timah Tbk juga tetap berkomitmen memberikan nilai bagi pemegang saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 12 Juni 2025, perusahaan memutuskan pembagian dividen sebesar Rp63,73 per saham. Jumlah total dividen mencapai Rp474,65 miliar atau 40% dari laba bersih tahun buku 2024.
Corporate Secretary PT Timah, Rendi Kurniawan, menyatakan bahwa pembagian dividen ini mencerminkan apresiasi perusahaan terhadap kepercayaan investor. Di sisi lain, ini juga menandai komitmen TINS dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dan berimbang.
Tahun 2024 menjadi titik balik yang menggembirakan bagi PT Timah. Setelah mencatat kerugian Rp449,67 miliar di 2023, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,19 triliun pada 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh efisiensi operasional, strategi pemasaran yang agresif, dan peningkatan volume penjualan.
Pendapatan TINS meningkat 29,37% menjadi Rp10,86 triliun dari sebelumnya Rp8,39 triliun di 2023. Meski beban pokok pendapatan naik tipis menjadi Rp8,03 triliun, laba usaha tetap melonjak ke angka Rp1,76 triliun. EBITDA pun mencatat lonjakan luar biasa hingga Rp2,71 triliun atau tumbuh hampir 400% dari tahun sebelumnya.
Meskipun nilai aset Perseroan sedikit menurun sebesar 0,42% menjadi Rp12,80 triliun pada akhir 2024, kondisi keuangan PT Timah tetap solid. Dengan fundamental yang kuat dan strategi eksplorasi agresif, PT Timah diyakini mampu mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri pertambangan timah di Indonesia.