PolluxTier – Pajak Ikan Lama merupakan pasar tekstil yang terkenal di kawasan Kesawan, Kota Medan. Pasar ini berlokasi dekat dengan Lapangan Merdeka, pusat kota Medan, sehingga sangat mudah dijangkau oleh masyarakat. Meskipun kini lebih dikenal sebagai pusat jual beli tekstil, pasar ini memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan perdagangan ikan di masa lalu.
Pada awal pembangunannya, Pajak Ikan Lama adalah pusat perdagangan ikan yang didirikan pada masa kolonial Belanda. Pasar ini menjadi tempat utama bagi para pedagang ikan, daging, dan sayuran. Rina, salah seorang pedagang yang pernah bekerja di pasar ini, mengungkapkan bahwa pada masa lalu, tempat ini dipenuhi dengan berbagai jenis ikan, baik ikan basah maupun ikan kering, seperti ikan teri dan ikan asin.
“Awalnya dulu di sini memang pusat penjualan ikan, sampai pakai tong dan fiber pun dulu itu saking banyaknya,” kenang Rina tentang kondisi pasar pada masa lalu. Pada masa itu, Pasar Ikan Lama menjadi tempat yang sangat sibuk, dengan berbagai jenis ikan yang dijual dalam jumlah besar.
“Baca juga: Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp9.078 Triliun pada Oktober 2024”
Namun, setelah berjalannya waktu dan pengaruh kolonial Belanda mulai surut, fungsi pasar ini berubah. Seorang pedagang tekstil menjelaskan bahwa pada masa setelah agresi militer, pasar ini mulai beralih menjadi pusat perdagangan tekstil. Hal ini terjadi karena banyak pendatang dari Singapura, India, dan Arab yang datang ke Medan, yang kemudian membuka usaha di bidang tekstil.
“Setelah orang-orang Belanda itu pergi, banyak pendatang yang datang ke sini itu orang Singapura, India, dan Arab, mereka itu kan dagangnya tekstil,” ujar Dipo. Pada masa itu juga banyak tukang jahit di kawasan tersebut, yang semakin mendorong maraknya usaha tekstil di Pajak Ikan Lama.
Menurut Dipo, perubahan tersebut berlangsung secara perlahan, di mana bisnis ikan mulai tergeser dengan berkembangnya perdagangan kain. Dari sinilah Pasar Ikan Lama kemudian dikenal sebagai pusat jual beli tekstil hingga saat ini.
“Simak juga: Krisis Perbankan Lokal? Alasan di Balik Tutupnya 137 Bank di Indonesia”
Kaprodi FISIP Universitas Sumatera Utara menjelaskan bahwa dulu Pajak Ikan Lama adalah pusat perdagangan yang sangat penting di Medan. Kawasan ini menjadi tempat bertemunya pedagang dari hilir dan hulu, dengan pelabuhan yang berada di sungai di belakang pasar.
“Pajak ikan lama dulu merupakan pusat kota Medan, dan pinggiran sungai belakang itu dulu merupakan pelabuhan, makanya jadi pajak ikan,” kata Irfan. Dulu banyak orang Tionghoa yang menetap di daerah tersebut. Hal itu dikarenakan mereka memiliki latar belakang sebagai pedagang, seperti Tjong A Fie yang dikenal sebagai pengusaha sukses dari Medan.
Seiring berjalannya waktu, pasar ini kemudian bertransformasi, dan bisnis tekstil menjadi yang dominan. Menurut Irfan, alasan utama perubahan ini adalah sifat kain yang lebih tahan lama dibandingkan dengan ikan yang cepat membusuk, sehingga perdagangan kain lebih dapat bertahan dalam jangka panjang.
Kini, Pajak Ikan Lama tetap menjadi pusat perdagangan tekstil yang ramai. Ribuan pengunjung yang datang untuk membeli berbagai jenis kain, mulai dari bahan baku hingga pakaian jadi. Pasar ini menjadi saksi bisu perubahan ekonomi dan budaya Kota Medan dari zaman kolonial hingga modern.