PolluxTier – Riwayat kredit di SLIK OJK kini menjadi tolak ukur utama bagi lembaga keuangan dalam menilai kelayakan pinjaman seseorang. Semakin tinggi skor kredit seseorang, maka peluang untuk disetujui dalam pengajuan kredit seperti KPR, kredit kendaraan, atau pinjaman online akan semakin besar. Sebaliknya, skor yang rendah dapat langsung menggugurkan permohonan pinjaman tanpa banyak pertimbangan.
Skor kredit bukan hanya mencerminkan catatan pembayaran, tetapi juga menilai kemampuan finansial dan tingkat tanggungan utang. Ketika seseorang memiliki riwayat keterlambatan atau cicilan menumpuk, sistem SLIK OJK akan mencatatnya. Oleh karena itu, masyarakat harus mulai memperhatikan skor kredit sejak dini agar tidak kesulitan saat membutuhkan dana darurat atau pembiayaan.
“Baca Juga : Jeremy Thomas Lebih Pilih Gaya Hidup Sederhana daripada Mengejar Tren“
Untuk mengecek SLIK OJK, masyarakat kini tidak perlu datang langsung ke kantor OJK. Cukup dengan HP dan koneksi internet, siapa pun bisa mengakses informasi ini secara gratis. Prosesnya dimulai dari mengunjungi situs idebku.ojk.go.id, mengisi data pribadi, mengunggah dokumen identitas, hingga menerima laporan kredit melalui email dalam satu hari kerja. Semua tahapan mudah dilakukan bahkan oleh pemula.
SLIK OJK mengklasifikasikan skor kredit ke dalam lima kategori. Skor 1 menunjukkan kelancaran pembayaran, sedangkan skor 5 berarti macet dengan tunggakan di atas 180 hari. Seseorang dengan skor 1 atau 2 masih bisa mengajukan pinjaman, namun jika sudah menyentuh skor 3 hingga 5, kemungkinan besar akan ditolak. Menjaga skor tetap rendah adalah kunci agar tetap dipercaya oleh lembaga keuangan.
“Simak Juga : Kenaikan Dana Operasional RT/RW Jadi Beban Baru APBD DKI Jakarta“
Memiliki skor buruk dalam SLIK OJK bukan hanya berdampak pada satu pengajuan pinjaman, tetapi dapat membatasi seluruh akses terhadap produk keuangan. Mulai dari penolakan pinjaman, pembatasan tenor, hingga bunga yang lebih tinggi bisa dialami oleh mereka yang masuk dalam daftar hitam. Hal ini menandakan bahwa lembaga keuangan melihat debitur tersebut sebagai pihak berisiko tinggi.
Untuk menjaga skor kredit tetap sehat, disarankan agar masyarakat membayar cicilan tepat waktu, menghindari keterlambatan lebih dari 30 hari, serta tidak mengajukan pinjaman secara berlebihan dalam waktu singkat. Disiplin finansial bukan hanya membantu menjaga skor, tetapi juga menciptakan reputasi baik di mata bank dan perusahaan pembiayaan.