PolluxTier – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memimpin rapat terbatas pekan lalu membahas penyebab kemacetan di Jalan TB Simatupang. Berdasarkan laporan Koordinator Staf Khusus Gubernur, Yustinus Prastowo, fokus rapat adalah menelusuri akar masalah dan menyiapkan solusi strategis agar arus lalu lintas kembali lancar.
Demi mempercepat proses, Pemprov DKI meninjau proyek instalasi IPALD sepanjang 7 km di Cilandak serta proyek jaringan perpipaan Rusun Tanjung Barat sepanjang 4 km. Proyek tersebut ditargetkan rampung Oktober dan November 2025. Sementara, trotoar di sekitar proyek sementara digunakan untuk memperlebar jalan agar mengurangi hambatan lalu lintas.
“Baca Juga : Tudingan Skandal Dana UE Mengguncang Pemerintahan Tusk”
Untuk percepatan, PAM Jaya dan Paljaya diminta bekerja non-stop. Selain itu, pintu keluar-masuk tol akan dibuka atau ditutup sesuai kebutuhan saat jam sibuk untuk mengurangi antrean kendaraan.
Pemprov juga menyiapkan zona parkir sementara dan halte agar kendaraan umum tidak berhenti di pinggir jalan. Untuk respons lalu lintas, mereka menggandeng Polri, Dishub, Satpol PP, MRT, TransJakarta serta memanfaatkan data navigasi seperti Google Maps untuk menampilkan rute alternatif.
Selain solusi cepat, Pemprov tengah mempertimbangkan pembangunan underpass atau flyover di beberapa perempatan besar sepanjang TB Simatupang sebagai solusi permanen untuk menstabilkan arus kendaraan.
Yustinus menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan akibat kemacetan dan mengimbau warga beralih ke transportasi umum guna mengurangi volume kendaraan. Pemprov berharap upaya yang dilakukan segera berdampak nyata.
“Simak Juga : Prabowo Tak Punya Alasan Beri Amnesti untuk Immanuel Ebenezer”
Pemprov DKI mengambil langkah konkret mulai dari percepatan proyek, manajemen lalu lintas, hingga payung solusi jangka panjang. Jika dijalankan konsisten, instruksi Gubernur bisa memberi harapan baru untuk mengurai kemacetan TB Simatupang.