PolluxTier – Huawei kembali menunjukkan taringnya di tengah tekanan global. Perusahaan teknologi asal Tiongkok ini resmi meluncurkan Ascend 920. Chip kecerdasan buatan (AI) ini dikembangkan secara mandiri. Kehadirannya menjadi simbol perlawanan terhadap regulasi Amerika Serikat. Selama beberapa tahun terakhir, Huawei dibatasi aksesnya terhadap teknologi semikonduktor buatan AS. Hal ini sempat menghambat pengembangan perangkat keras mereka. Namun melalui Ascend 920, Huawei membuktikan bahwa inovasi tidak bisa dibendung. Mereka menciptakan chip lokal berkinerja tinggi. Chip ini dirancang untuk kebutuhan pemrosesan AI dan cloud computing skala besar.
“Baca Juga : Erick Thohir: Dukung Timnas dengan Cara Positif”
Huawei merancang Ascend 920 sepenuhnya dengan sumber daya dalam negeri. Tidak hanya desainnya, tetapi juga proses manufakturnya. Perusahaan menggandeng beberapa mitra dari sektor manufaktur chip lokal. Hal ini menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok luar negeri. Huawei juga mengembangkan ekosistem perangkat lunaknya sendiri. Platform MindSpore yang menjadi basis AI, terus dikembangkan untuk mendukung chip Ascend. Dengan begitu, Huawei memiliki kontrol penuh terhadap arsitektur perangkat keras dan lunaknya. Pendekatan ini mencerminkan semangat kemandirian teknologi yang makin diperkuat.
Ascend 920 dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan AI kelas berat. Chip ini mampu menangani pelatihan model deep learning skala besar. Bahkan, Huawei mengklaim performa Ascend 920 mampu menyaingi chip sekelas NVIDIA A100. Selain efisiensi daya yang ditingkatkan, chip ini juga memiliki bandwidth memori yang lebih luas. Hal ini memungkinkan pemrosesan data lebih cepat. Cocok untuk digunakan di pusat data maupun perangkat edge computing. Huawei menyebut chip ini akan menjadi tulang punggung solusi cloud dan AI mereka. Terutama untuk sektor-sektor strategis seperti kesehatan, transportasi, dan industri.
“Simak juga: Pavel Durov: DeepSeek Bukti Kebangkitan AI China”
Peluncuran Ascend 920 mendapat sambutan hangat dari pemerintah Tiongkok. Mereka menyebutnya sebagai pencapaian penting dalam kedaulatan teknologi. Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok bahkan hadir saat peluncuran. Ia mengatakan bahwa inisiatif Huawei mendukung program nasional “Made in China 2025.” Di sisi lain, pengamat internasional menilai ini sebagai sinyal perlawanan Huawei terhadap tekanan AS. Mereka memperkirakan persaingan teknologi global akan semakin memanas. Beberapa analis menyebut Huawei sebagai pemain utama yang bisa memecah dominasi teknologi Barat. Apalagi jika Ascend 920 terbukti bisa diadopsi secara luas di luar Tiongkok.
Selama ini, Amerika Serikat mendominasi pasar chip AI melalui perusahaan seperti NVIDIA, AMD, dan Intel. Dengan hadirnya Ascend 920, dominasi itu mulai terganggu. Chip buatan Huawei menjadi alternatif bagi negara-negara yang tidak ingin bergantung pada AS. Apalagi dalam konteks geopolitik yang semakin kompleks. Negara-negara yang terkena sanksi atau pembatasan teknologi dari AS bisa beralih ke produk Tiongkok. Hal ini membuat Ascend 920 tidak hanya sebagai produk teknologi, tapi juga alat diplomasi. Huawei memahami bahwa inovasi chip saat ini memiliki nilai strategis. Maka dari itu, mereka terus mengembangkan teknologi chip generasi berikutnya.
Meskipun dihadang larangan ekspor oleh banyak negara Barat, Huawei tetap gencar berekspansi. Mereka menargetkan pasar Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Negara-negara tersebut dinilai lebih terbuka terhadap teknologi Tiongkok. Huawei telah menandatangani sejumlah kerja sama strategis. Termasuk penyediaan infrastruktur cloud dan solusi AI berbasis Ascend. Beberapa universitas dan lembaga penelitian juga mulai menggunakan chip ini. Huawei pun berencana membangun pusat data baru di berbagai kawasan. Tujuannya adalah memperkuat penetrasi chip Ascend 920 di luar negeri. Mereka percaya bahwa performa dan harga yang kompetitif akan menarik minat pasar.
Industri teknologi menyambut kehadiran Ascend 920 dengan campuran antusiasme dan kekhawatiran. Para pesaing global mulai memetakan potensi dampaknya terhadap pasar. Analis memperkirakan bahwa dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Ascend bisa menjadi penantang serius. Terutama jika Huawei terus mengembangkan ekosistem pendukungnya. Di sisi lain, produsen chip Barat mulai mencari strategi baru untuk mempertahankan pasar. Beberapa di antaranya mulai membuka kolaborasi di luar AS. Ini menunjukkan bahwa persaingan chip AI kini memasuki babak baru. Sebuah era ketika dominasi satu negara tak lagi mutlak. Huawei dan Ascend 920 berdiri di garis depan perubahan ini.