PolluxTier – Erupsi Semeru, Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam setelah Gunung Semeru kembali meletus pada Rabu, 19 November 2025. Meski hari berganti, aktivitas guguran lava masih terasa kuat dan menimbulkan kekhawatiran besar bagi warga sekitar. Dalam situasi penuh ketidakpastian ini, Puan menekankan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas. Ia meminta pemerintah mengambil langkah cepat untuk melindungi masyarakat, terutama mereka yang tinggal di radius rawan bencana. Baginya, Semeru memang anugerah alam yang indah, namun ancaman yang ditimbulkannya tidak boleh dianggap remeh. Pernyataan ini menggambarkan betapa seriusnya kondisi di Lumajang dan betapa besar perhatian yang perlu diberikan. Puan berharap seluruh pihak bergerak bersama, responsif, dan berpegang pada informasi ilmiah agar tidak ada korban jiwa yang jatuh akibat kelalaian atau keterlambatan tindakan.
Ajakan Menutup Jalur Pendakian demi Keamanan Bersama
Di tengah meningkatnya aktivitas vulkanik Semeru, Puan menyarankan agar jalur pendakian dan seluruh area wisata di sekitarnya ditutup sementara. Menurutnya, langkah ini penting untuk mencegah risiko tambahan, terutama setelah kabar bahwa 178 pendaki sempat tertahan ketika erupsi terjadi. Situasi itu menjadi pengingat keras bahwa gunung aktif tidak pernah bisa diprediksi sepenuhnya. Puan ingin semua pihak menaati kebijakan yang diberlakukan demi keselamatan mereka sendiri. Kedengarannya sederhana, tetapi disiplin masyarakat sering kali menjadi penentu utama dalam menangani kondisi darurat seperti ini. Karena itu, ia meminta seluruh pendaki, wisatawan, dan warga sekitar untuk menghormati keputusan otoritas. Baginya, mencegah lebih baik daripada menyesal, apalagi jika taruhannya adalah nyawa dan keselamatan banyak orang.
“Baca Juga : Warga Asia Ingin Pensiun Layak, Bukan Sekadar Umur Panjang”
Pesan Penting agar Seluruh Proses Evakuasi Berjalan Terukur
Puan menegaskan bahwa proses evakuasi harus dilakukan secara terukur dan memastikan tidak ada satu pun warga yang tertinggal. Ia meminta tim SAR, relawan, dan pemerintah daerah bergerak cepat namun tetap aman. Semeru memiliki wilayah lereng yang luas dan sulit dijangkau, sehingga koordinasi menjadi kunci. Puan juga mengingatkan bahwa proses penyelamatan tidak boleh tergesa-gesa tanpa perhitungan, karena kondisi di lapangan terus berubah. Ia menilai bahwa keselamatan warga, termasuk pendaki yang sempat terjebak, harus ditempatkan di atas segalanya. Dalam situasi seperti ini, ketenangan dan ketelitian menjadi faktor penting. Seruan Puan hadir seperti dorongan moral bagi seluruh tim di lapangan agar tetap fokus menjalankan tugas, sekaligus memastikan tidak ada korban yang terlewat dalam upaya penyelamatan.
Seruan Kewaspadaan bagi Warga Lereng Semeru
Di tengah kondisi yang belum stabil, Puan mengajak warga untuk tetap waspada dan mematuhi seluruh arahan petugas di lapangan. Gunung Semeru, dengan segala keindahannya, bisa berubah menjadi ancaman dalam sekejap. Puan mengingatkan agar masyarakat tidak memasuki zona berbahaya sebelum ada pengumuman resmi bahwa wilayah tersebut aman. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif, terutama bagi keluarga yang tinggal di daerah rawan aliran lahar atau guguran lava. Kesalahan kecil atau keputusan yang terburu-buru dapat berakibat fatal. Karena itu, ia meminta warga tidak meremehkan peringatan yang diberikan oleh petugas. Puan berharap dengan kerja sama yang kuat antara masyarakat dan pemerintah, risiko bisa diminimalkan dan keselamatan tetap terjaga di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.
“Simak Juga : Vonis 4,5 Tahun untuk Eks Dirut ASDP: Babak Baru Kasus Akuisisi PT JN”
Menghentikan Aktivitas di Zona Berbahaya sebagai Langkah Preventif
Selain meminta penutupan jalur pendakian, Puan menegaskan bahwa seluruh kegiatan masyarakat di zona bahaya, terutama di area aliran Besuk Kobokan, harus segera dihentikan. Ia mengingatkan bahwa wilayah tersebut menjadi jalur utama lahar panas dan material vulkanik saat erupsi terjadi. Banyak warga yang masih beraktivitas untuk kebutuhan harian atau pekerjaan, padahal ancaman justru mengintai tanpa tanda jelas. Puan menilai bahwa penghentian aktivitas bukan sekadar keputusan administratif, tetapi langkah penting untuk menjaga keselamatan. Ia mendorong pemerintah daerah untuk memberikan sosialisasi yang lebih intens agar masyarakat memahami risiko yang sedang mereka hadapi. Dengan langkah antisipatif yang tepat, ia percaya potensi korban jiwa bisa ditekan semaksimal mungkin.
Harapan Akan Solidaritas dan Kepedulian Sosial di Tengah Bencana
Di akhir pesannya, Puan menekankan pentingnya solidaritas antarwarga dalam menghadapi erupsi Semeru. Ia mengajak masyarakat luas untuk membantu sebisa mungkin, baik dalam bentuk dukungan moral, logistik, maupun penyebaran informasi yang benar. Dalam situasi darurat, kepedulian menjadi kekuatan yang mengikat dan memberi harapan. Puan percaya bahwa bencana tidak hanya menguji kemampuan teknis penanganan, tetapi juga ketangguhan hati dan empati masyarakat. Ia berharap semua pihak dapat bersatu mendampingi warga Lumajang yang terdampak. Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah, relawan, dan masyarakat, Puan yakin proses pemulihan akan berjalan lebih cepat dan lebih manusiawi. Seruan ini menjadi pengingat bahwa setiap bencana selalu membutuhkan lebih dari sekadar respon teknis: ia membutuhkan rasa kemanusiaan yang utuh.